Rabu, 01 Februari 2012

Berbagi Suara Untuk Satu Pendapat Dari Bermacam Sumber


Tugas Videografi 3
Analisis Karya
Berbagi Suara Untuk Satu Pendapat  Dari Bermacam Sumber
Dosen Pengampu:
Drs. Alexandri Luthfi R., M.S.
Lilik Kustanto, S.Sn.




Disusun oleh:
Ari Lestari Sinaga
0810338032

  PROGRAM S1 TELEVISI
  FAKULTAS SENI MEDIA REKAM
  INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2010
film yang berjudul berbagi suara untuk satu pendapat dari bermacam sumber ini merupakan sebuah film yang bermakna  demokrasi yang digambarkan melalui radio, demokrasi adalah Setiap manusia memiliki hak untuk menyampaikan pendapat, berkumpul, berserikat dan bermasyarakat untuk mencapai hasil mufakat. Sebagai simbol suara masyarakat yang berbeda-beda yang beragam tetapi tetap satu tujuan, film ini juga merupakan sebuah komunikasi, yang digambarkan melalui simbol radio yang beraneka ragam.
Tanda dalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-akibat). Sedangkan acuan tanda ini disebut objek.
Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Hal yang terpenting dalam proses semiosis adalah bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang saat berkomunikasi
Semiotika merupakan bidang studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja (dikatakan juga semiologi). Dalam memahami studi tentang makna setidaknya terdapat tiga unsur utama yakni; (1) tanda, (2) acuan tanda, dan (3) pengguna tanda. Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsi indra kita, tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri, dan bergantung pada pengenalan oleh penggunanya sehingga disebut tanda. Misalnya pada film berbagi suara untuk satu pendapat dari bermacam sumber, di simbolkan perbedaan dari suara radio, bentuknya serta waktu yang tergambar, menggambarkan orang-orang yang berbeda pendapat, pemikiran kemudian dalam suatu waktu disamakan menjadi suatu yang beragam tetapi tetap satu.
Semiotik atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah yang berasal dari kata Yunani semeion yang berarti ‘tanda’ atau ‘sign’ dalam bahasa Inggris itu adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti: bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya. Secara umum, semiotik didefinisikan sebagai berikut. Semiotik biasanya didefinisikan sebagai teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengomunikasikan informasi. Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta tactile dan olfactory [semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki] ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia.

Unsur naratif dan unsur sinematik
Film, secara umum dapat dibagi menjadi dua unsur pembentuk yakni unsur naratif dan unsur sinematik. Dua unsur tersebut saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk sebuah film. Masing-masing unsur tesebut tidak akan dapat membentuk film jika hanya berdiri sendiri. Bisa dikatakan bahwa unsur naratif adalah bahan (materi) yang akan diolah, sementara unsur sinematik adalah cara (gaya) untuk mengolahnya. Dalam film cerita, unsur naratif adalah perlakuan terhadap filmnya. Sementara unsur sinematik atau juga sering diistilahkan gaya sinemtik merupakan aspek-aspek teksnis pembentuk film. Unsur sinematik terbagi menjadi empat elemen pokok yakni, mise-en-scene, sinematografi, editing dan suara.masing-masing elemen sinematik tersebut juga salingberinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk gaya sinematik secara utuh.
Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam produksi sebuah film. Mise-en-scene adalah segala hal yang berada didepan kamera. Mse-en-scene memiliki empat elemen pokok yakni, setting, atau latar, tata cahaya, kostum dan make-up. Dalam film berbagi suara untuk satu pendapatdari bermacam sumber ini menggunakan setting sesuai dengan adio yang digunakan, misalnya radio yang berada didalam dapur, radio itu untuk ibu-ibu, radio diatas meja belajar untuk anak-anak, radio diatas meja merupakan radio untuk eksekutif muda, radio diatas warung radio untuk masyarakat menengah kebawah, radio diatas kasur radio jaman dulu, radio hitam untuk anak-anak metal. Dari semua radio tersebut menggambarkan setiap aspek masyarakat yang berbeda-beda. Didalam film ini tidak adanya penggunaan make-up karena film ini menggunakan bena sebagai visualnya. Sinematografi adalah perlakuan terhadap kamera dan filmya serta hubungan onjek yang diambil. Sinematografi dalam film ini adalah kamera hanya zoom in kemudian still. Dengan pengambilan yang sederhana dimungkinkan pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan baik.editing adalah transisi sebuah gambar (shot) ke gambar (shot) lainnya. Editing dalam filn ini sangat sederhana hanya menggabungkan tulisan dan gambar, dan nanti pada akhirnya semua radio akan digabungkan pada pukul 19.00 yang dimana disana hanya boleh ada satu siaran yaitu Radio RRI, dan terakhir akan diberi penjelasan yang berarti mempunyai kesimpulan berbagi suara untuk satu pendapat dari bermacam sumber.
Berbagi Suara
Untuk Satu Pendapat
  Dari Bermacam Sumber













Pada sisi pengambilan gambar tidak begitu banyak menggunakan shot-shot yang sulit, karena dalam film ini yang sangat dipentingkan adalah bagaimana makna itu bisa tersampaikan kepada penonton. Melalui simbol radio yang beraneka ragam yang artinya manusia adalah orang-orang yang berbeda yang mempunyai pendapat dan pemikiran masing-masing tetapi didlamnya mempunyai tujuan yang sama. Petunjuk motif tertentu
Setting dapat memiliki simbol tertentu sesuia tuntutan cerita film. Sebuah radio dengan berbagai bentu dan berbagai warna ditempatka di tempat-tempat yang berbeda mempunyai simbol-simbol yang berbeda dari latar belakang ekonomi. Dengan gambaran tersebut dapat mewakili seluruh masyarakat Indonesia ada yang kaya, ada yang miskin, bapak-bapak, ibu-ibu, serta anak-anak. Dari bentuk dan penempatan radio bisa tergambarkan atau terwakilkan apa yang ingin disampaikan. Tidak hanya melalui cerita fiksi biasa bisa membuat cerita atau makna tetapi dengan menggunakan sebuah simbol yaitu radio bisa membuat fil yang mempunyai cerita yang berbeda dan mempunyai makna yang dalam.

Dilihat dari segi editingnya, pada Dasar pemikiran Pudovkin :
Contructive editing
Aliran seni yang sedang berkembang di Rusia saat itu, constructivism. Aliran dimana apa yang akan dilihat dan dirasakan oleh audiens haruslah dapat dibangun. Menurutnya, sebuah film seharusnya dapat melibatkan emosi penonton (penonton tidak hanya sekedar mendapatkan informasi), namun juga aspek emosinya turut dibangun (konstruktif). Adegan-adegan dalam film sesungguhnya dapat dibangun untuk memberi penekanan pada aspek dramatiknya.
Symbol
Pudovkin justru memberi contoh dalam film Strike karya Sergei Eisenstein, di mana pada bagian-bagian akhir film tersebut diperlihatkan shot-shot pembantian rakyat oleh tentara kerajaan yang langsung disambung dengan adegan seekor sapi yang sedang disembelih.  Secara ruang, waktu dan peristiwa, shot sapi tersebut tidak memilki hubungan dengan adegan sebelumnya, namun shot tersebut memiliki keterikatan yang kuat secara simbolis dalam menggambarkan kebrutalan tentara. Sedangkan dalam film ini terjadi kekuatan simbol yang sangat mempunyai makna yang berarti yaitu perbedaan yang digambarkan dengan sebuah benda yaitu radio dan waktu yang ditunjukan pada gambar.
Leit Motif
Pengulangan-pengulangan shot atau adegan yang berfungsi untuk mengingatkan penonton pada tema film yang disajikan, sekarang ini suara juga dapat difungsikan sebagai leit motif.  Sebenarnya pada skenario hal ini berfungsi sebagai penekanan tema dasar kepada penontonnya.
Eksperimennya Kuleshov menyimpulkan bahwa sebuah shot tidak dapat berdiri sendiri, namun membutuhkan shot lain agar memiliki makna.  Oleh karena itu jukstaposisi menjadi sangat penting.  Juga karena hasil yang diperolehnya, maka Kuleshov juga mengatakan bahwa sinema merupakan salah satu bentuk seni.  Untuk dapat memenuhi syarat sebagai seni maka dibutuhkan dua syarat, yaitu materi (shot) dan metode kreatif (montage/editing). Dalam film ini jika radio yang digunakan hanya satu maka tidak akan mempunyai makna yang berarti, oleh sebab itu digunakan enam radio agar lebih bermakna.
insenstein, penonton seharusnya membangun aspek intelektual/ pemikirannya sendiri, bukan sekedar emosinya saja. 
Dasar pemikiran Eisenstein :
Seperti ideologi yang dianut Rusia, yaitu Marxisme (Dialektika Materialisme). Teori Konflik, yaitu suatu pemikiran (tesis) harus dibenturkan dengan pemikiran lain (antitesis) dan kemudian akan muncul pemikiran baru (sintesis). Shot seharusnya tidak sekedar disambung dengan shot lain, namun harus dibenturkan / dikonflikkan (montage attraction) yang akan menghasilkan makna yang sama sekali baru.
Metric Montage
Teori ini merujuk bahwa kandung dramatik shot-shot yang disambung tidaklah penting karena tujuannya adalah kesan yang akan diterima oleh penonton.  Selain itu teori ini juga bertujuan mendapatkan aspek emosi penonton.

Refrensi buku
Himaan Pratista, Memahami Film
Kris Budiman, Semiotika visual
Irwan Prayitno, Perkembangan demokrasi Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar